Gerakan Pangan Murah (GPM) kembali hadir di Kota Bandung sebagai bagian dari rangkaian perayaan HUT ke-80 Kejaksaan RI, Selasa 12 Agustus 2025.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Bandung, Bulog Kota Bandung, Badan Pangan Nasional (Bapanas), Bank BJB, dan Kiara Artha Park.
Pada kesempatan tersebut, Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menyebut, GPM menjadi salah satu upaya konkret menjaga ketahanan pangan dan mengendalikan inflasi.
Ia juga mengingatkan, keberadaan gudang penyimpanan beras harus diawasi secara ketat.
“Pemerintah Kota Bandung terus memonitor ketersediaan dan distribusi pangan, termasuk memastikan gudang-gudang beras beroperasi sesuai ketentuan. Dengan kolaborasi ini, harga pangan bisa lebih stabil dan masyarakat tetap terjangkau,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kejari Kota Bandung, Irfan Wibowo menyebut, kegiatan ini sebagai bentuk dukungan lembaga penegak hukum dalam program pengendalian inflasi daerah.
“Selain penegakan hukum, kami ingin terlibat langsung dalam kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat. GPM ini menjadi salah satu cara untuk meringankan beban warga,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar, menambahkan, GPM bukan hanya soal harga murah, tapi juga bagian dari edukasi masyarakat untuk memperkuat kemandirian pangan.
“Kami mendorong warga memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam kebutuhan sehari-hari, sehingga tidak hanya bergantung pada pasar,” jelasnya.
Di lokasi GPM, berbagai komoditas dijual dengan harga lebih terjangkau dari pasaran. Beras medium dijual Rp51.000 per 5 kg, minyak goreng Rp14.000 per liter, telur ayam Rp26.000 per kilogram, daging sapi Rp105.000 per kilogram, dan gula pasir Rp17.000 per kilogram.
Melalui kegiatan ini, Pemkot Bandung berharap masyarakat bisa mengakses kebutuhan pokok dengan harga yang bersahabat, sekaligus memperkuat ketahanan pangan di tengah tantangan ekonomi. (ray)