CILACAP, nuansarealitanews.com, Banjir yang sering melanda beberapa kecamatan di wilayah Cilacap Barat saat musim hujan menjadi persoalan serius. Jum’at (15/08/2025)
Untuk mengatasi hal ini, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy menggelar pertemuan konsultasi masyarakat.
Kegiatan ini merupakan bagian dari revisi pengelolaan sumber daya air Wilayah Sungai Citanduy Tahap I Tahun Anggaran 2025. Pertemuan ini berlangsung di Pendopo Kantor Desa Panikel, Kecamatan Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah.
Acara ini dihadiri oleh perwakilan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) dari tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan Kampung Laut, Bantarsari, Kawunganten, Gandrungmangu, Sidareja, Kedungreja, dan Patimuan. Selain itu, hadir pula 18 kepala desa yang daerahnya dilalui oleh Daerah Aliran Sungai (DAS) Citanduy.
Usulan Masyarakat untuk Atasi Banjir
Geral Siregar, Leader PPK Perencanaan dan Program BBWS Citanduy, menyampaikan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk mendapatkan saran, pendapat, dan tanggapan dari masyarakat.
Selain itu, kegiatan ini juga menjadi evaluasi terhadap kebijakan dan program BBWS Citanduy agar lebih strategis dan tepat sasaran.
Berbagai usulan dan gagasan dari masyarakat di setiap desa telah diterima. Beberapa di antaranya meliputi:
Normalisasi sungai yang sudah mengalami penyempitan dan pendangkalan dari hulu ke muara.
Perbaikan tanggul di daerah aliran sungai yang sudah kritis.
Perbaikan pintu air pembuangan.
Pengerukan lumpur dan sedimentasi di Laguna Segara Anakan Nusakambangan.
Pendangkalan Laguna Segara Anakan Jadi Masalah Serius
Slamet Supriyanto, salah satu warga Kampung Laut, menyampaikan bahwa saat musim hujan, kiriman air dari hulu berkumpul di Laguna Segara Anakan.
Banjir yang terjadi setiap tahun membawa material lumpur dan sampah yang mengakibatkan pendangkalan serius.
“Jika banjir rob, air laut masuk ke permukiman warga. Jika musim kemarau, perahu-perahu nelayan sulit bersandar,” ujarnya.
Slamet berharap pemerintah pusat segera melakukan pengerukan lumpur di Segara Anakan agar aliran air dari hulu ke muara dapat berjalan normal dan lancar menuju laut lepas.
(Bambang)